Cerpen: Tempat Menetap

Perempuan itu menggertakan gigi nya, menahan perasaan kecewa yang membuncah.


"Perempuan cantik mah banyak, bisa dicari. Aku cari yang akhlaknya cantik juga."


Air mata nya mengalir lembut. Lagi-lagi ia tidak bisa menahannya.


"Aku gak takut buat melepas kamu", lanjut laki-laki itu, mantap.


Sarah menatap langit-langit. Tidak ada apa pun di sana. Ia hanya ingin air mata nya berkurang dengan menegadahkan kepala nya ke atas. Entah ke berapa kali nya ia menangis hari ini. Hati nya benar-benar hancur. Kejadian kemarin sore, ucapan dari sang kekasih, terus-menerus terulang dalam benaknya.


"Tapi aku salah apa? Aku udah berusaha menjadi pasangan yang baik. Aku gak pernah minta dibelikan apapun. Aku gak melarangnya melakukan apa yang ia senangi. Aku cuma mau dia menetap ya Allah. Aku cuma minta sedikit" ucapnya, rapuh.

cr: hipwee

Kini ia memandang ke depan, ke arah cermin yang memantulkan bayangnya.


"Aku gak tau. Apa aku harus senang atau sedih karena memiliki ini." Isaknya.


"Memangnya aku mau punya wajah kayak gini? Kenapa ada saja yang menginginkan nya? Sedangkan hal ini selalu menjadi alasan bagi seseorang datang dan meninggalkanku"


Ia semakin tersedu.


"Apa yang dimaksud akhlak yang cantik? Maksudnya akhlak ku seburuk itu?" nada nya meninggi, kesedihan itu bercampur dengan amarah.


Sarah tahu benar dirinya begitu hina dan memang akhlaknya begitu buruk. Ia tahu dirinya tidak memiliki akhlak seperti sahabiyyah atau teman-teman shalihah lainnya.


Namun ia melempar dirinya begitu jauh. Hanya karena kalimat dari seseorang yang mengisi relung hatinya.  Ia merasa dirinya tidak lebih dari sekedar manusia sampah. Bahkan, merasa dalam dirinya tidak ada satupun kebaikan.


Ia melirik rak buku di bawah cermin tempat ia melihat pantulnya. Sebuah Al-Qur'an terpatri rapi di sana.

Tarikan nafasnya dalam. Ia masih tersedu-sedu. Tangannya meraih kitab suci itu.

"Seenggaknya.. Mungkin, jika manusia melihat kebaikan akhlak berdasarkan standar. Jika memang bukan manusia. Aku yang akhlaknya buruk ini. Aku yang dipenuhi keburukan ini. Aku yang gak lebih dari sekedar sampah ini. Memiliki tempat untuk kembali. Memiliki tempat untuk menetap."

1 comment: