“Ngapain ai teteh?” Tanya mama
tiba-tiba membuka pintu kamar. Beliau tertawa kecil melihat tingkah anak
sulungnya yang sedang menyelimuti diri dari kepala sampai kaki, meringkukan
badan berusaha agar menjadi sebulat mungkin.
Saya yang kaget lantas membalas
dengan cengiran malu. Saya sedang tidak memiliki kerjaan yang spesifik -jelas-
haha. Hanya sedang berpikir dan merasakan kebuntuan. Saya memang orangnya
pemikir banget-nget-nget. Beberapa teman bahkan pernah melontarkan candaan
bahwa saya ‘Sering mempertanyakan hal yang jarang dipikirkan orang lain, alias
enggak penting!’ :’D. Tapi saya tetap melakukannya, yaa biarlah, saya menyukai
nya. (Introvert pasti merasakan keasikan yang sama :’).)
“Mah kenapa nama teteh Shintia
Mustika?” Akhirnya saya mengeluarkan apa isi kepala saya setelah beberapa detik
Mama berada dalam kamar.
“Kenapa gening mikirin teh yang
kayak gitu” Ah.. pertanyaan yang sama yang sering dilontarkan orang-orang
ketika saya mengeluarkan apa yang ada di kepala saya.
“Cuma penasaran”
Ya. Penasaran. Saya baru saja memikirkan
tentang “Semua hal di dunia ini pasti terjadi atas Ridho Allah”. Bahkan daun
jatuh pun, terjadi atas Ridha Allah. Berarti saya dinamai Shintia Mustika,
pastinya terjadi karena ridha Allah. Teman-teman saya namanya x-y-z pun,
terjadi atas Ridha Allah. Keren banget gak sih Allah tuh T___T
Setelah merasakan kekaguman bahwa
Allah itu keren banget. Lantas muncul beberapa pertanyaan, saya ingin makin
mengenal bagaimana Allah meridhoi hal-hal yang terjadi pada diri saya. Dimulai
dari hal kecil: nama.
Gimana ya caranya ada ide yang pop up di otak orangtua saya sehingga
terpikirkan menamai saya ‘Shintia Mustika’?
Hal apa yang menjadikan orangtua
saya terpikir untuk memberikan nama depan saya Shintia dan nama belakang saya
Mustika?
Apakah orangtua saya memiliki
beberapa option nama yang Allah
tunjukan dari beberapa hari/bulan sebelumnya, Apa saja option-nya dan kenapa keputusan berakhir di ‘Shintia Mustika’?
Apa orangtua saya terinspirasi
dari sesuatu? Apa itu? Bagaimana Allah memunculkan inspirasi itu pada orangtua
saya? Apa dari TV? Seperti.. Allah menggerakan hati orangtua saya untuk menonton
Televisi pada waktu tertentu, juga pada saat itu Allah menggerakan orang yang
bekerja di pertelevisian untuk menyiarkan hal-hal yang menginspirasi kedua
orangtua saya? Lantas, dengan ridho Allah. Akhirnya orangtua saya terinspirasi
dari seseorang yang bernama Shintia atau Mustika?
Apa orangtua saya terinspirasi
dari toko perhiasan mas mustika? :’)
Atau orangtua saya membaca buku
tentang nama yang bagus untuk anak?
Atau adakah kakak, adik, teman
atau tetangga dari orangtua saya yang datang menjenguk Mama dan memberi ide?
Dan lain-lain. Pusing ya? Gaje
ya? Iya hehe. Maap.
“Memang yang kasih nama teteh
siapa, Ma?” tanya saya lagi.
“Bareng-bareng sih.” Jawab Mama
memasang muka kebingungan.
Waktu kecil saya juga pernah
nanya tentang nama. Tentang arti nama. Katanya shintia itu cinta, mustika itu
mutiara. Jadi artinya.. mutiara cinta ehhehehe (malu banget nulis ini x’D).
“yang jelas mustika itu
singkatan” lanjut mama melangkah keluar kamar
“Bercanda ya ma? Masa sih?
Singkatan apa?”
Mama sudah berada tepat di pintu,
menatap saya sebentar, lantas menunduk, seperti sedang berpikir,
menimang-nimang, terbaca ada sedikit guratan malu sebelum Mama melanjutkan
kalimatnya.
“Mustika itu... Mutiara...
S...(nama mama:p) dan K..(nama bapak:p)”
Hening.
Saya masih mencerna, apa mama
sedang bercanda sekarang? Apa mama sedang melakukan cocoklogi?!! Apa ini sebuah
konspirasi?!!! Kenapa pertanyaan bercanda nya diabaikaannn?!
“Mutiara nya Mama sama Bapak.” Terangnya.
Terdapat jeda, mungkin sedetik sebelum beliau melanjutkan.
“Mamah sama Bapak teh pengen Tia
kayak mutiara. Ditempat yang kotor juga tetep cantik, tetep bersinar, gak terbaur
sama kotoran yang lain”
“Bisa baik terus sama oranglain
walaupun kena kotoran dari yang lain, walaupun disakitin. Tia yang menyinari
oranglain. Tia yang bantu oranglain. ”
Deg.
Saya lantas ingin mewek guys.
Hahaha
Entah dari mana Allah membuat
orangtua saya memiliki pemikiran seperti itu.
Saya akhirnya hanya bisa menyimpulkan
sendiri, walau tidak pasti. Mungkin.. tidak ada tanda khusus yang membuat Mama
juga Bapak jadi terpikir untuk menamai saya Shintia Mustika. Karena Mama pun
terlihat kebingungan. Jelas sih, menanyai penamaan bayinya -dari bayi nya itu sendiri
yang kini sudah besar- yang mana artinya menanyakan kejadian yang terjadi 20
tahun yang lalu. Atau.. mungkin ada tanda khusus, tapi orangtua saya tidak menyadarinya.
Ah saya jadi bingung sendiri T__T
Yang jelas saya menyadari
ternyata Allah itu keren banget. Hal yang diridhoi-Nya. Walaupun cuma tentang
nama saya, bisa terjadi sangat kompleks. Banyak kemungkinan-kemungkinan kenapa
orangtua saya bisa terpikirkan untuk menamai nama saya, yang mungkin kalau
kemungkinan nya di buat list bisa
menghabiskan buku berlembar-lembar. Makin kerennya nih ya, dari sekian banyak
kemungkinan itu, Allah lantas meridhoi yang terbaik untuk setiap
hamba-Nya.
Waktu saya lahir, tentunya di
tempat lain juga ada bayi lain yang lahir ke dunia. Di hari yang sama, bisa
banyak sekali bayi yang lahir. Dan di tiap-tiap pikiran orangtua dari bayi
tersebut, Allah meridhoi adanya ide nama. Yang asal muasal nama nya kadang
terinspirasi dari sesuatu yang jelas (bisa jadi buku nama anak dan lainnya),
atau yang inspirasi nya tidak disadari. Dari segala stimulus yang masuk ke otak
manusia di setiap detik nya, Allah meridhoi orangtua untuk sadar dan terinspirasi
akan sebuah kata, untuk dijadikan nama bayi nya. Masih ada hari-hari
berikutnya, di menit yang sama berapa banyak bayi yang lahir di dunia? di jam
yang sama? dan masih terus ada lagi bayi yang lahir. Dimana bayi lahir ke dunia
juga terjadi atas ridho-Nya. Dan juga masih terus ada ide orangtua untuk
menamai buah hati nya. Bayangkan, Allah itu sibuk banget dalam sehari aja,
mengatur ini-itu, memberi yang terbaik buat setiap manusia. Itu baru sehari dan
baru tentang nama.
Di sisi lain, ada banyak kegiatan
manusia yang terjadi. Bukan cuma menamai orang, ada belajar, makan, ibadah.
Seseorang lulus kuliah di universitas A, itu terjadi karena Allah meridhoinya.
Kalau Allah merasa universitas A tidak pantas untuk orang itu, lantas di
gagalkannya karena bukan yang terbaik. Allah meridhoi orang itu memikirkan
universitas A sebagai pilihannya lewat stimulus-stimulus yang Allah sampaikan
padanya. Jika dia gagal masuk universitas itu, bisa jadi Allah meridhoi
menjadikan universitas A sebagai pilihannya, karena dia butuh merasakan
kegagalan, agar dirinya menjadi pribadi yang kuat, agar dia bisa menjadi
manusia yang bekerja keras, agar dia tidak menjadi manusia yang sombong karena
hal yang diinginkannya selalu tercapai, agar dia menjadi manusia yang bersyukur,
agar semakin dekat kepada-Nya.
Seorang kakek terpikirkan untuk
beribadah di masjid A. Allah meridhoi-Nya dan akhirnya ia bisa melangkah kan
kaki nya di masjid A. Kalau tidak? Mungkin bisa jadi diperjalanan ia mengalami
kecelakaan. Dan jika mengalami kecelakaan pun, kecelakaan bisa terjadi atas
ridho-Nya, karena jika tidak mengalami kecelakaan, bisa jadi orang-orang
terdekat si kakek, seperti anak-anaknya yang sudah berkeluarga, tidak
menghampiri nya dalam waktu dekat, padahal si kakek sudah sangat merindukan
kehadiran anak-anaknya, atau bisa jadi umur si kakek sudah singkat dan Allah
Maha Tahu kalau tidak terjadi kecelakaan yang menimpa nya ia tidak akan dipertemukan
dengan keluarga nya sampai akhir hayatnya. Ah banyak sekali yang terpikirkan. Kompleks-nya
kehidupan di dunia ini. Dan Allah bisa merancang semua nya.
Tiba-tiba teringat sebuah lirik
lagu: “Semua yang terjadi dalam hidupku
ini adalah sebuah misteri ilahi”
Ya. Saya menyetujui nya. Sangat. MasyaAllah ya.
Kembali pada diri ini yang tidak
lagi meringkukan badan melainkan menghempaskan badan di kasur.
Mama akhirnya keluar kamar dan
menutup pintunya kembali. Tanpa tambahan sepatah-katapun. Menyisakan saya yang
tenggelam dalam pertanyaan, mustika memang artinya batu mulia atau
mutiara, tapi.. apa mama tadi bercanda ya? Juga pertanyaan-pertanyaan baru
mengenai refleksi diri: Jika itu benar, apa saya telah memenuhi harapan dari
kedua orangtua saya? Jadi apa yang harus dibenahi agar diri ini sesuai dengan
nama yang Allah Ridhoi?
meringkuk (?)
ReplyDeletenyunda pisan ya do, nyunda di indonesiain wkwkw
ReplyDelete