Dibalik Hati


“Kayaknya yang dibalik hati itu bener deh” ucapmu yang sedang memesan ojek online tiba-tiba menyinggung film pendek yang ditonton baru-baru ini. Dibalik hati, menceritakan mengenai hati manusia yang seringkali tergoda dengan bisikan-bisikan setan.

“Hm? Kenapa?”

“Tadi pagi, waktu liat insta story-nya. Yang aku liatin ituu, kan lucu tuh. Pengen banget ngebales. Isinya sih cuma ketawa ‘hahaha’ gitu doang, gak lebih.”

Sebelum melanjutkan. Kamu menghela nafas sebentar.

“Tapi ada pergolakan batin. Di satu sisi aku pengen tapi di sisi lain aku ngerasa, buat apa ngirim kayak gitu, genit banget ga sih kesannya, kesel banget aku sama diri sendiri”

Kamu lalu memperagakan seperti ada orang yang berada disampingmu selain aku. Aware sebelah kanan dan kiri.

“Ada bisikan-bisikan kayak ‘Gapapa, kan cuma hahaha doang’ ‘Gapapa kan siapa tau memang jodohnya’ ‘Gapapa, kan kamu juga kalau di kirim hahaha sama orang lain biasa aja’. Untungnya ya, aku mikir lagi, cara mempersepsikan tiap orang kan beda, aku ya aku. Dia ya dia. Lagian kalo emang jodoh, gak harus sekarang, gak akan kemana gak sih?” Lanjutmu.

Aku yang mendengarkan hanya bisa mengangguk. Tersenyum miris. Dan menjawab “Iya, memang bener”

Si gak apa-apa ini merupakan apa-apa yang diselimuti seakan oleh kebaikan. Gak apa-apa detik ini, iya. Tapi kedepannya? Yakin gak bakalan apa-apa?

Seakan diri sendiri berpikir dan akhirnya menemukan jawabannya, dari hati.

Seakan-akan bukan dari bisikan dari apa yang ada di sebelah kanan dan kiri kita. Pergolakan batin, yang kadang gak kerasa kayak pergolakan batin. Jalaninnya berasa baik-baik aja.

Berasa cuma diri-sendiri yang ambil keputusan. Berasa pilihan keputusan yang ada berdasarkan apa yang dipikir, bukan dari malaikat atau setan yang lagi berbicara di telinga kanan dan kiri kita.

Hal ini bukan hanya terjadi di hubungan asmara, men. Hubungan sama temen pun, gitu.  

'Gapapa, gausah dateng aja, alesan apa kek. Mereka juga dadakan.'

‘Gapapa, ngaret aja. Alesan apa kek. Lagian mereka juga pasti telat’

‘Gapapa, skip aja. Mager banget kan?’ 

‘Gapapa, kamu udah ngerjain bagian a ini. Gausah ikut kerja kelompok lah mereka aja’

Dan kalau dipikir-pikir. Bahkan sama Allah pun ternyata kita (read:aku!)pun begiitu.

'Gapapa masih lama waktu solatnya, kerjain aja dulu yang ini tanggung'

'Gapapa gausah lama-lama doa nya, masih banyak yang harus dikerjain'

'Gapapa nanti aja bayar puasa nya masih banyak waktu ke ramadhan selanjutnya'

'Gapapa ngajinya nanti aja masih ada waktu'

Aku yakin bukan hanya aku sendiri yang memiliki pergolakan batin dengan si “Gapapa” ini. Dan kita gak bisa menyalahkan yang berada di kanan dan kiri. Karena kita sendirilah yang menentukan pilihan keputusan yang ditawarkan oleh mereka. Apa yang kamu ambil?

Kita gak pernah tau apa yang dibalik hati manusia. Hubungan manusia muamalahnya di lisan: dengan lisan kita jadi tau apa isi hatinya, ah walaupun gitu, kita juga gak tau apa dia berbohong atau enggak.

Adanya rahasia dibalik hati masing-masing ini pun gak menjadikan kita boleh menghakimi hati orang lain karena perbuatannya.

‘Wah dia ngaji depan umum. Riya banget’ Padahal dalam hatinya, mungkin dia hanya ingin bersyiar, berdakwah tanpa kata-kata, melainkan perbuatan, agar diikuti orang yang melihatnya.

‘Wah dia gak ikut kerja kelompok, sakit katanya, pasti bohong’ Padahal memang si dia ini sakit.

‘Wah dia ini ngomongin orang. Ngeghibah mulu’ Padahal dia memang butuh temen sharing, karena beban yang dipikulnya berat.

Pada akhirnya, hubungan yang ada dibalik hati adalah hubungan dengan Tuhan. Apa yang dibalik hatinya? ketika kita -manusia- menerka-nerka belum tentu benar, belum tentu bakal berakhir husnudzan, seringnya? eh malah suudzon dan menjadi dosa. (Aku aja sih kayaknya)

Muamalah dengan hati, cuma Tuhan yang tau. Dan itu bukan ranah kita sebagai sesama manusia.

Ranah kita adalah hati kita sendiri. Untuk merenungkan:

Apa yang dibalik hati kita sendiri hari ini?
Sudahkah jujur dengan diri kita sendiri?

Dan untuk mengingat:  Bahwa kita gak pernah sendiri. Di kanan kiri kita. Ada setan dan malaikat. Amal selalu dicatat. Dan Tuhan selalu melihat.

Setan-setan itu membuat kesan baik pada sesuatu yang hakikatnya jelek. Dan membuat jelek sesuatu yang hakikatnya baik.”
cr: on pict

1 comment:

  1. LOVEEEE TEH TIAAAA 😭😭😭😭😭😭😭😭😭 pengen nangis teh, berasa ditampar.

    ReplyDelete