Waktu bergulir begitu cepat, tahun ini
aku sudah memasuki tingkat 3 perkuliahan. Masih teringat, hari dimana aku
menangis tidak lama setelah membuka pengumuman SNMPTN. Tulisan Selamat berwarna
biru yang ditunggu-tunggu oleh mayoritas murid kelas 12 SMA terpampang di depan
mata. Hari itu, perasaanku membuncah. Bersyukur tapi menangis bukan karena rasa
syukur itu sendiri, melainkan karena begitu takut menghadapi kenyataan bahwa
aku lulus di jurusan Ilmu Komunikasi UPI. Jurusan pilihan ke dua yang dipilih dengan
ragu. Aku (dulu, sangaaaat!) pendiam, bagaimana bisa aku masuk jurusan yang
harus memakai kemampuan berbicara sebagai yang utama?
cr: edunews.id |
Dari tiga pilihan jurusan di SNMPTN,
aku memasukkan: 1) Sastra Inggris UPI 2) Ilmu Komunikasi UPI dan 3) Bahasa
Inggris UIN. Beberapa kali aku mengganti pilihan jurusan, pilihan ke-1 dengan
FSRD ITB dan Arsitektur Lansekap IPB (Aku suka
menggambar sedari kecil, tapi selalu ditentang oleh orangtua dan oleh karena
itu aku hiatus bertahun-tahun, masuk SMA aku baru menggelutinya lagi).
Tapi entah kenapa hatiku selalu terbolak-balik. Dan sampai pada akhirnya, orangtua
angkat bicara kalau mereka berdua lebih ridho, aku berkuliah di Bandung dengan
jurusan Bahasa Inggris. Orangtua yakin aku bisa lebih survive di jurusan ini karena sedari SD aku memang sering mengikuti lomba
storytelling dan bahasa Inggris, karena dasar itu akhirnya pilihan ke-1 jatuh
pada Sastra Inggris UPI.
Lalu bagaimana dengan pilihan ke-2,
Ilmu Komunikasi UPI? Awalnya, berasal dari kemiripan antara aku dan saudara sepupu yang
sama-sama begitu menyukai buku. Sepupuku ini diasuh oleh mamaku saat kecil,
mungkin itulah kenapa kami berdua mirip dalam hal ini. Lah terus apa hubungannya? Saudara sepupuku
ini bisa dibilang sukses, hehehe. Seringkali ia pergi-pergian ke beberapa negara---gratis! Ia juga lulusan Ilmu Komunikasi, yah meski bukan dari UPI sih.
Ilmu Komunikasi UPI sendiri baru berdiri lima tahun saat aku masuk, sedangkan umur ku dan sepupu ku terbentang jarak 12 tahun. Jadi UPI belum punya jurusan Komunikasi saat itu. Nah, menurutnya, salah satu skill yang dibutuhkan dalam jurusan ini adalah membaca
dan ia sangat mendukungku masuk ke Ilmu Komunikasi UPI. Tapi ada satu hal yang
terlupakan, dia humble sedangkan aku
pendiam. :’)
Selain itu, aku menaruh Ilmu
Komunikasi UPI di pilihan karena aku senang berbicara di depan umum, aku senang
bisa berbagi apa yang ku ketahui dengan banyak orang, Mungkin karena dari SD aku sudah terbiasa untuk
tampil storytelling. Tapi berbeda untuk masalah berbicara dengan orang lain secara tatap
muka, atau kelompok aku seringkali diam membisu, tidak tahu apa yang harus dikatakan.
Bahkan aku lebih memilih untuk tersesat di jalan saat berkendara daripada harus menanyakan kepada orang lain. Payah kan~
Beberapa pengumuman seleksi perguruan tinggi negeri lantas keluar. Alhamdulillah, aku lulus di Ilmu Komunikasi UPI dan Ilmu Komunikasi IPB (D3). Jurusan yang
sama dan hanya universitas yang berbeda. Akhirnya orangtua lantas mendorongku
untuk mengambil Ilmu Komunikasi UPI.
Hari-hari di Ilmu Komunikasi UPI,
hmm, awal-awal aku begitu kerepotan. Semua orang dengan lancarnya berbicara
sedangkan aku? Tersendat-sendat. Aku sempat menangis beberapa kali karena merasa berada bukan di lingkungan yang seharusnya. Memang berat, wahai introvert, I know how hard it is. Bahkan ada ketakutan terkucilkan karena aku begitu
pendiam. Setiap hari, -mungkin karena khawatir- orangtua menelponku,
menanyakan: “Teh, gimana udah banyak ngomong hari ini?”. :’)
Sebagai seorang introvert, INFJ-T, dengan
high social anxiety. Banyak kata-kata
yang ingin ku keluarkan dalam sebuah percakapan tapi hanya berputar-putar di
kepala. Entah kenapa, tapi aku begitu takut berbicara. Beberapa teman SMA ku
bahkan mengolok-ngolok: pendiem kok jurusannya.....
Hey.
Tapi itu dulu.
Sekarang? Jauuuuh lebih baik, Alhamdulillaaah! :'')
Teman-teman SMA yang mengolok-olok
malah sekarang seringkali mengungkapkan
bahwa aku yang dulu bukanlah yang sekarang~ (jeng-jeng!)
Teman-teman kuliah juga lho (bukan
hanya yang satu jurusan di Ilmu Komunikasi UPI, tapi juga jurusan lain) ^^
Meski, kalau disamakan dengan banyak
anak komunikasi atau orang yang extrovert, aku tetap tidak terlalu banyak omong, setidaknya
julukanku yang asalnya pendiam berubah menjadi… kalem. :p (eaa~)
Penerimaan mahasiswa baru Ilmu Komunikasi UPI |
Untuk teman-teman yang juga pendiam,
introvert, atau punya high social anxiety
tapi merasa punya kecocokan dengan jurusan ilmu komunikasi, dengan sepenuh jiwa dan raga (lebay dah) kutulis ini:
Jangan kalah dengan ketakutan dan kekhawatiranmu! Selama kamu mau berubah dengan berusaha. Kamu bakal berubah kok. Meski sulit dan tidak
instant, tapi justru karena itu aku menjadi orang yang lebih menghargai setiap proses yang kulalui--yang mana tidak semua orang bisa melakukannya. Pendiam bukan berarti tidak bisa sukses. Bahkan
kakak tingkatku yang juga dulunya (sebelum masuk Ilmu Komunikasi UPI) sangat
pendiam berhasil menjadi lulusan terbaik. (Selanjutnya aku, hehe, aamiin).
Aku dapat cerita, banyak yang mengurungkan niatnya untuk masuk ke jurusan Ilmu Komunikasi karena pendiam dan introvert. Percaya deh, meski tidak seperti mereka. Kamu bisa bertahan kok. Di jurusan ini, kita bersama belajar dari nol cara berkomunikasi yang baik baik secara tatap muka maupun media.
Dan yang paling penting yang harus diingat; itu hanya kekhawatiran belaka. Yang pintar berbicara tatap muka belum tentu mahir berbicara di publik. Yang mahir berbicara di publik belum tentu punya skill menulis. Yang mahir menulis belum tentu mahir berbicara di depan kamera. Yang mahir berbicara didepan kamera belum tentu bisa mendengarkan. Semua punya kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Dan kita sama-sama belajar. Masuk ke ilmu komunikasi UPI sempat membuatku menangis karena harus keluar dari zona nyaman, tapi sekarang? Aku begitu bersyukur menjadi bagian dari Ilmu Komunikasi bahkan bangga. Bukan berarti sekarang aku menjadi cerewet, aku masih pendiam dan introvert. Aku bisa dibilang masih berproses, tapi sejauh ini, aku jadi lebih bisa menempatkan diri. Introvert bukan berarti anti-sosial kok! Aku sudah membuktikannya. :) *kok malah jadi kayak iklan.
Semangaaat!
Di tunggu menjadi bagian komunikasi ya!
-
Oh ya, mungkin beberapa orang masih
sering bertanya-tanya. Ilmu komunikasi UPI? Memangnya ada? Ada! UPI sekarang
punya jurusan yang bukan hanya untuk pendidikan namun juga non-pendidikan. Ilmu
Komunikasi UPI ini juga walaupun masih tergolong jurusan yang muda, selalu
menjadi jurusan favorit lho tiap tahunnya teman-teman, baik di SNMPTN, SBMPTN, maupun
SM. Terdiri dari tiga konsentrasi: Jurnalistik, Public Relation (PR) dan Broadcasting.
No comments:
Post a Comment